Saat anak sedang nakal-nakalnya dan melakukan kesalahan, apalagi bertepatan dengan Moms yang kelelahan. Di momen ini, Moms tentu ditantang untuk bisa mengendalikan emosi saat menghadapi si kecil, salah satunya metode yang bisa dilakukan adalah Time Out.
Apa itu metode time out?
Metode time out adalah salah satu cara untuk mendisiplinkan anak dengan cara memindahkan anak ke satu tempat. Saat si kecil dipindahkan ke satu tempat, Moms dapat memberikan konsekuensi tidak boleh berbicara dengan siapapun dan tidak boleh memberikannya perhatian. Dengan begitu anak akan merasa bosan karena harus berdiam diri di satu tempat tanpa perhatian dan akhirnya akan menimbulkan efek jera pada anak dan membuatnya tidak mengulangi kesalahan.
Time out adalah metode disiplin yang dipopulerkan oleh seorang psikolog bernama Arthur Staats pada tahun 1950 untuk menyelesaikan permasalahan yang pada saat itu hukuman fisik masih sangat popular.
Namun metode ini mengalami pro dan kontra, dikutip dari Child Mind Institute metode ini dapat membuat anak merasa kesepian. Karena ketika si kecil melakukan kesalahan dan di time out akan membuatnya kesepian, padahal perkembangan emosi anak masih belum stabil.
Cara yang tepat menerapkan time out
Walaupun masih menjadi pro dan kontra, metode ini masih dapat Moms dan Dads terapkan dengan cara yang tepat. Tujuan dari time out bukan untuk menyiksa anak dengan mengurungnya di suatu tempat, namun dapat melatih anak untuk belajar menenangkan diri sekaligus melepaskan kemarahan dan kekesalannya.
Metode Time Out ini dapat diterapkan pada anak usia dua tahun ke atas, karena anak di usia tersebut sudah mampu mengontrol dirinya jauh lebih baik. Sehingga ia juga sudah memahami konsekuensi jika melakukan suatu kesalahan dan dengan metode ini dapat berpotensi jadi cara ampuh untuk mendislipinkan anak.
1. Beri anak peringatan dan penjelasan
Saat anak sudah mulai menunjukkan tanda tantrum, Moms dapat memberikan peringatan terlebih dahulu dan memastikan anak memahami segala Batasan kesalahan yang ia lakukan.
Bisa diambil contoh ketika anak melempar mainan hingga rusak, moms atau dads dapat memberikan peringatan seperti ini misalnya “Nak, mainnya pelan-pelan yah, nanti mainannya nangis loh kalau jatuh. Kalau masih dilakuin nanti masuk kamar aja ya”
Dengan begitu, anak akan belajar tentang konsekuensi dari kesalahan yang dilakukannya, jika anak masih mengabaikan peringatan itu baru setelah itu moms dapat meminta anak pergi ke area time out sambal dijelaskan kesalahannya dan membiarkannya merenung sendiri.
2. Waktu dan tempat yang tepat
Saat moms ingin menerapkan metode time out, tempat dan waktu perlu dipilih dengan tepat dan sesuai. Pastikan anak jauh dari lalu Lalang orang rumah, suara televisi dan suara apapun, mainan atau bentuk gangguan lainnya. Tempat yang tenang dan sepi akan membuat anak bosan dan mau tidak mau merenungkan kesalahannya.
Namun perlu diingat ya moms dan dads walau konsep metode time out ini menyuruh anak menyendiri bukan berarti meninggalkan si kecil tanpa pengawasan. Tempatnya harus tetap berada dekat dengan kita dan masih bisa terawasi oleh mata. Moms dapat menempatkan si kecil di kamar kosong, dengan kursi, dan hadapkan pada tembok.
Untuk durasi waktu time out yang paling aman adalah satu menit per tahun dari usia anak, apabila anak berusia 3 tahun maka ia setidaknya harus merenungkan kesalahannya sendiri selama 3 menit namun jika dirasa kurang maka moms dapat menambah 2 menit.
3. Pakai metode time out pada momen yang tepat
Walaupun dapat dibilang metode ini cukup sering berhasil, namun terllu sering menerapkannya juga dapat membuat anak kebal. Maka moms harus menerapkan metode ini hanya pada saat-saat yang tepat dan benar-benar dibutuhkan. Seperti saat ketika anak mulai tantrum, melukai teman atau diri sendiri, atau melempar barang. Apabila kesalahan yang anak lakukan hanya lupa waktu main atau buang sampah sembarangan, sebaiknya moms terapkan hukuman lain yang lebih cocok.
4. Moms dan dads harus memiliki respons cepat
Terkadang gerak gerik si kecil tidak dapat diduga sehingga moms perlu mengawasinya dengan baik. Saat moms dan dads melihat anaknya melakukan kesalahan, seperti mengganggu teman, mengotori perabotan rumah orang lain, atau berperilaku buruk segeralah bawa si kecil ke tempat sepi. Beri penjelasan dengan tenang tanpa meninggikan nada bicara tentang kesalahan yang anak lakukan.
5. Ajari si kecil untuk mengakui kesalahan dan minta maaf
Setelah anak telah menyelesaikan time out, moms bisa menghampirinya lalu bertanya tentang kesalahan yang ia lakukan. Jika anak dapat mengakuinya, moms dapat memintanya untuk meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya.
Setelah anak mengucapkan maaf dan menunjukkan penyesalan, jangan lupa untuk mengajari dan beri contoh anak untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain. Kemudian setelah itu, moms harus peluk dan tunjukkan kembali kasih sayang kepada sang buah hati, lalu dapat memperlakukan anak seperti biasa lagi.
Biarkan anak kembali beraktivitas seperti biasanya dan suasana jadi hangat kembali.
Penulis: Ayvie Fuilencia
Yaampun makasih banget ya onty informasinya menambah pengetahuan aku lho!💖
Yang penting tau waktu yang tepat aja sih..
Sekarang saya juga pakai cara ini, efektif sih menurut saya. Anak jadi lebih tau mana salah dan benar
Pernah ragu sama metode ini, tapi ternyata gak sesadis itu ya. Kadang gak tega diemin anak :( tapi sepertinya boleh